Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk partai yang tidak mendukung konsep Rumah Aspirasi yang diusulkan sejumlah politisi di Badan Anggaran DPR.
Ketua Umum PAN Hatta Rajasa mengatakan bahwa rumah PAN bisa digunakan sebagai Rumah Aspirasi tanpa perlu memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
"Tak perlu bayar, tanpa perlu fee, tanpa beban, kantornya PAN di seluruh wilayah bisa digunakan sebagai Rumah Aspirasi," kata Hatta di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian, Rabu 3 Agustus 2010.
Ketua Umum PAN ini sudah menyampaikan ke seluruh kadernya bahwa upaya PAN untuk menjaring aspirasi bisa dilakukan kapan saja dan oleh siapa saja. "Silakan fasilitas partai digunakan untuk Rumah Aspirasi," katanya.
Instruksi itu sudah didengungkan sejak dua hari lalu ketika Rumah Aspirasi mulai ramai kembali dibicarakan. "Jadi rakyat mau mengadu, rakyat menyampaikan aspirasi bisa digunakan, kapan saja," katanya.
Seperti diberitakan kemarin Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat membuat berita lagi dengan usulan bernama Rumah Aspirasi. Jadi setiap anggota DPR diberi dana Rp200 juta untuk menyewa sebuah rumah di daerah pemilihannya untuk dijadikan tempat menampung aspirasi.
"Jadi ini baru usulan beberapa anggota Dewan," kata anggota Badan Anggaran, M Romahurmuziy, kemarin. "Saya dengar Pius Lustrilanang yang mengusulkan," kata Romahurmuziy menyebut nama Wakil Ketua Badan Anggaran DPR.
Teguh Juwarno, Wakil Ketua Komisi II DPR, yang memiliki mitra Komisi Pemilihan Umum, juga menolak gagasan Rumah Aspirasi ini. "Usulan ini semakin memperburuk citra lembaga DPR. Kerja-kerja politik mengagregasi kepentingan masyarakat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh anggota DPR menjadi runtuh karena usulan yang tidak peduli kesulitan rakyat," kata Teguh yang juga politisi PAN itu.
Teguh menyatakan, alternatif yang harus dilakukan adalah memberdayakan posko masing-masing. "Kemudian reses dan kunjungan kerja untuk menjaring aspirasi," kata Teguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar