Minggu, 01 Agustus 2010
Sapu Angin untuk Transportasi Umum Bali?
Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Bali tengah menjajaki kemungkinan kerja sama aplikasi teknologi yang dihasilkan dan dikembangkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Jawa Timur. Beberapa hasil penelitian ITS yang dilirik terutama pengembangan mobil irit dan pembangkit listrik.
Hal itu terungkap dalam dialog Kadin Bali dengan para anggota im Sapu Angin ITS di Denpasar, Sabtu (31/7/2010) malam. Hadir Ketua Kadin Bali yang juga anggota DPR RI, Sumarjaya Linggih, didampingi Ketua Komite Energi Kadin Bali, Wayan Mahardika, dan beberapa pengurus lainnya. Sementara rombongan ITS dipimpin dosen pembimbing, Witantyo dan didampingi dosen lain, M Nur Widyarto.
Tim Sapu Angin ITS adalah tim mahasiswa ITS yang berhasil menjuarai mobil irit Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2010, awal Juli lalu. Tim ITS meraih gelar Combution Grand Prize dan Gasoline Fuel Award. Kedua penghargaan tersebut masuk dalam kategori Urban Concept. Dalam lomba yang digelar di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, mobil Sapu Angin 2 mencatat rekor mobil teririt dengan jarak tempuh 237,6 kilometer setiap satu liter bensin.
Menurut Sumarjaya, Bali berkepentingan untuk mengaplikasikan aneka teknologi yang ramah lingkungan. Hal itu seiring dengan pencanangan daerah itu sebagai provinsi hijau lewat program Bali Go Green. Sementara di pihak lain, masyarakat juga menunggu aplikasi aneka teknologi tepat guna yang dihasilkan kalangan kampus. Kadin sebagai mitra kerja pemerintah dirasa bagus menginisiasi sekaligus menjembatani hal itu.
"Sebuah kerja ilmiah yang mendapatkan pengakuan internasional sudah selayaknya diapresiasi. Kita membuka berbagai kepentingan. Di bidang otomotif misalnya, kami menjadi pengguna akhir mobil-mobil irit yang dikembangkan ITS bagi transportasi umum di Bali yang belum prima. Ini sangat mungkin terealisasi," kata dia.
Anggota Kadin Bali, Ngurah Alit Wiraputra mengajak ITS mengembangkan teknologi untuk memecahkan persoalan air bersih di Bali. Dikatakan, karena keterbatasan sumber daya air dan terbentur besarnya biaya untuk mengambil air tanah, kalangan perhotelan yang notabene membutuhkan air dalam jumlah besar secara rutin didera kekhawatiran tentang air.
Menurut Witantyo, kalangan kampus sebagai tempat riset dan pengembangan, seperti halnya ITS, telah menunjukkan diri mampu menghasilkan aneka produk siap pakai dan multiguna. Selain produk otomotif, ITS juga telah mengembangkan mesin pembangkit listrik. Meskipun sudah diaplikasikan di berbagai tempat, seperti PLTU Paiton, kampus tetap menunggu dukungan pemerintah dari sisi permodalan di tahap awal.
Label:
All About Lintas Berita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar